Kamis, 25 Juli 2024

( TQM-Seri 1 ) Bagaimana menjalankan Manajemen Hubungan dengan Pemasok ( Supplier Relationship Management, SRM ) ?

 

Bagaimana menjalankan
Manajemen Hubungan dengan Pemasok ( SRM ) ?

Manajemen Hubungan dengan Pemasok (Supplier Relationship Management, SRM) adalah pendekatan strategis yang berfokus pada pengelolaan dan peningkatan hubungan antara perusahaan dan pemasoknya. 

Tujuan utama SRM adalah untuk memaksimalkan nilai dari hubungan ini dengan memastikan bahwa bahan baku, komponen, dan layanan yang diterima dari pemasok memenuhi standar kualitas, biaya, dan pengiriman yang telah ditetapkan.

Prinsip-prinsip Manajemen Hubungan dengan Pemasok

  1. Seleksi Pemasok yang Tepat
    • Memilih pemasok berdasarkan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam hal kualitas, biaya, dan pengiriman.
  2. Pengembangan Pemasok
    • Bekerja sama dengan pemasok untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memenuhi standar yang ditetapkan.
  3. Kolaborasi dan Komunikasi Terbuka
    • Membangun komunikasi yang transparan dan efektif dengan pemasok untuk memastikan keselarasan tujuan dan ekspektasi.
  4. Evaluasi dan Audit Pemasok
    • Secara rutin menilai kinerja pemasok melalui audit dan evaluasi untuk memastikan kepatuhan terhadap standar.
  5. Manajemen Risiko Pemasok
    • Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan pemasok untuk memastikan kontinuitas pasokan.

Apa itu Supplier Quality Management dan Manfaatnya ?

Supplier Quality Management atau Manajemen Kualitas Pemasok (SQM) adalah komponen penting dari setiap bisnis yang bergantung pada pemasok untuk menyediakan barang dan jasa. SQM terdiri dari evaluasi, pemilihan, pemantauan, dan pengelolaan pemasok berdasarkan kualitas produk atau layanan mereka.
Apa Manfaat SQM ?

Bagaimana Menjalankan SQM ?

1Perencanaan & Pemilihan Pemasok:

Mulailah dengan menentukan tingkat kualitas yang diharapkan untuk bahan, produk, dan layanan. Evaluasi pemasok yang tertarik berdasarkan kemampuan kualitas, sertifikasi, riwayat kinerja, dll. Pilih pemasok yang selaras dengan standar dan tujuan kualitas Anda.

2. Orientasi & Komunikasi:

Anda harus mengomunikasikan persyaratan kualitas, spesifikasi, dan prosedur inspeksi kepada pemasok. Jika perlu, latih mereka tentang sistem mutu Anda. Selain itu, tetapkan saluran yang jelas dan terbuka untuk umpan balik, pelaporan, dan penyelesaian cacat.

3. Audit & Tindakan Korektif:

Audit pemasok secara rutin melalui tinjauan dokumen, pengujian produk, dan kunjungan lapangan . Daftar periksa audit kualitas pemasok harus memiliki metrik seperti tingkat kerusakan, pengiriman tepat waktu, dan masalah ketidakpatuhan. Anda harus secara proaktif mengatasi masalah yang teridentifikasi melalui tindakan perbaikan kolaboratif.

4. Peningkatan & Kolaborasi:

Bekerja dengan pemasok untuk mengidentifikasi dan menerapkan program peningkatan kualitas. Berbagi wawasan dan menawarkan dukungan untuk membantu mereka meningkatkan proses kualitas mereka. Anda juga dapat mengembangkan sistem penghargaan berdasarkan pencapaian sasaran kualitas yang disepakati.

5. Evaluasi & Pembaruan:

Evaluasi pemasok secara berkala berdasarkan kriteria dan metrik kualitas yang ditentukan. Tergantung pada kinerja pemasok, Anda dapat memperbarui atau mengakhiri kontrak mereka.


Penerapan Manajemen Hubungan dengan Pemasok di Pabrik

Contoh Penerapan SRM di Pabrik Manufaktur

1. Seleksi Pemasok yang Tepat

Tujuan:

Memastikan bahwa hanya pemasok yang mampu memenuhi kebutuhan perusahaan yang dipilih.

Aktivitas:

  • Kriteria Seleksi: Menetapkan kriteria seleksi pemasok berdasarkan kualitas, biaya, kemampuan pengiriman, dan reputasi.
  • Proses Penilaian: Menggunakan proses penilaian yang sistematis untuk mengevaluasi calon pemasok.
  • Negosiasi Kontrak: Melakukan negosiasi kontrak dengan pemasok yang terpilih untuk menetapkan syarat dan ketentuan yang jelas.

Contoh:

Di pabrik elektronik, kriteria seleksi mencakup kemampuan pemasok untuk menyediakan komponen dengan toleransi ketat, biaya yang kompetitif, dan catatan pengiriman tepat waktu.

2. Pengembangan Pemasok

Tujuan:

Meningkatkan kemampuan pemasok dalam memenuhi standar perusahaan.

Aktivitas:

  • Program Pelatihan: Menyediakan program pelatihan dan workshop untuk pemasok tentang standar kualitas dan proses produksi.
  • Kerjasama Teknologi: Berkolaborasi dengan pemasok dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk.
  • Bantuan Teknis: Memberikan bantuan teknis dan dukungan kepada pemasok untuk mengatasi masalah produksi.

Contoh:

Di pabrik otomotif, perusahaan bekerja sama dengan pemasok untuk mengembangkan teknologi baru dalam pembuatan komponen mesin yang lebih efisien dan berkualitas tinggi.

3. Kolaborasi dan Komunikasi Terbuka

Tujuan:

Membangun hubungan yang kuat dan transparan dengan pemasok untuk memastikan keselarasan tujuan.

Aktivitas:

  • Rapat Rutin: Mengadakan rapat rutin dengan pemasok untuk membahas kinerja, masalah, dan peluang perbaikan.
  • Portal Pemasok: Menggunakan portal pemasok untuk memfasilitasi komunikasi dan berbagi informasi.
  • Pengembangan Bersama: Melibatkan pemasok dalam pengembangan produk baru untuk memastikan bahwa spesifikasi dapat dipenuhi.

Contoh:

Di pabrik farmasi, portal pemasok digunakan untuk berbagi data kualitas bahan baku secara real-time dan menerima umpan balik dari pemasok tentang proses produksi.

4. Evaluasi dan Audit Pemasok

Tujuan:

Memastikan bahwa pemasok mematuhi standar yang ditetapkan melalui evaluasi dan audit berkala.

Aktivitas:

  • Kriteria Evaluasi: Menetapkan kriteria evaluasi yang mencakup kualitas, pengiriman, biaya, dan layanan.
  • Audit Lapangan: Melakukan audit lapangan secara rutin untuk menilai proses produksi dan sistem manajemen mutu pemasok.
  • Skor Kinerja: Menggunakan sistem penilaian kinerja untuk memberikan skor kepada pemasok berdasarkan kinerja mereka.

Contoh:

Di pabrik makanan dan minuman, audit dilakukan pada pemasok bahan baku untuk memastikan mereka mematuhi standar kebersihan dan keselamatan pangan yang ketat.

5. Manajemen Risiko Pemasok

Tujuan:

Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan pemasok untuk memastikan kontinuitas pasokan.

Aktivitas:

  • Analisis Risiko: Melakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi potensi masalah yang dapat mempengaruhi pasokan.
  • Rencana Kontingensi: Mengembangkan rencana kontingensi untuk mengatasi gangguan dalam rantai pasokan.
  • Diversifikasi Pemasok: Mengurangi risiko dengan memiliki beberapa pemasok untuk bahan baku yang kritis.

Contoh:

Di pabrik tekstil, perusahaan mengidentifikasi risiko gangguan pasokan bahan baku dari pemasok utama dan mengembangkan rencana kontingensi dengan pemasok alternatif.

Kesimpulan

Manajemen Hubungan dengan Pemasok (SRM) adalah komponen penting dalam rantai pasokan yang efektif. Dengan menerapkan prinsip-prinsip SRM, perusahaan dapat memastikan bahwa pemasok memenuhi standar kualitas, biaya, dan pengiriman yang diperlukan. Ini melibatkan seleksi pemasok yang tepat, pengembangan pemasok, kolaborasi dan komunikasi terbuka, evaluasi dan audit pemasok, serta manajemen risiko pemasok. Penerapan SRM yang efektif dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memastikan kontinuitas pasokan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan di pasar.

Lihat juga : Apa itu TQM : https://kmanajemenoperasi.blogspot.com/2024/07/apa-itu-tqm-dan-bagaimana-penerapannya.html

Bismillah, Semoga Bermanfaat,

Jika artikel ini bermanfaat untuk anda, mohon comment dan Share nya, Terima kasih

Salam

Yono W

referensi :

https://goaudits.com/blog/supplier-quality-management/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa itu Manajemen Laboratorium dgn ISO 17025: 2017

 Apa itu Manajemen Laboratorium dgn ISO 17025: 2017 ISO/IEC 17025:2017 adalah standar internasional yang menetapkan p ersyaratan umum untuk ...