Apa itu HFACS ?
Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk memahami penyebab kesalahan manusia dalam konteks kecelakaan atau insiden. HFACS dikembangkan oleh Dr. Scott Shappell dan Dr. Douglas Wiegmann, dan sering digunakan dalam analisis kecelakaan di berbagai industri, termasuk penerbangan, militer, dan kesehatan.
HFACS mengklasifikasikan kesalahan manusia menjadi beberapa tingkatan, yang masing-masing mewakili berbagai aspek dari kesalahan yang terjadi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing tingkatan dalam HFACS beserta contohnya:
1. Unsafe Acts (Tindakan Tidak Aman)
Ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh individu yang langsung terlibat dalam insiden.
Tindakan tidak aman dibagi lagi menjadi:
- Errors (Kesalahan) : Tindakan yang tidak disengaja yang menyebabkan insiden.
- Skill-based Errors (Kesalahan Berdasarkan Keterampilan) : Kesalahan yang terjadi karena keterampilan yang buruk atau kurangnya keterampilan. Contoh: Seorang pilot menekan tombol yang salah karena kebingungan saat kondisi darurat.
- Decision Errors (Kesalahan Keputusan) : Keputusan yang buruk atau tidak tepat. Contoh: Seorang pilot memutuskan untuk mendarat dalam kondisi cuaca buruk yang berisiko.
- Perceptual Errors (Kesalahan Persepsi) : Kesalahan yang terjadi karena kesalahan persepsi. Contoh: Seorang pilot salah menafsirkan instrumen penerbangan yang menyebabkan penerbangan di ketinggian yang salah.
- Violations (Pelanggaran) : Tindakan yang disengaja yang melanggar aturan atau prosedur.
- Routine Violations (Pelanggaran Rutin) : Pelanggaran yang sering dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan. Contoh: Seorang teknisi yang tidak melakukan pemeriksaan keselamatan sesuai prosedur standar karena merasa sudah ahli.
- Exceptional Violations (Pelanggaran Luar Biasa): Pelanggaran yang jarang terjadi dan dilakukan dalam situasi khusus. Contoh: Seorang pilot yang memutuskan untuk mengabaikan instruksi ATC (Air Traffic Control) dalam keadaan darurat.
2. Preconditions for Unsafe Acts (Kondisi Prasyarat untuk Tindakan Tidak Aman)
Ini adalah kondisi yang mempengaruhi kinerja individu, yang dapat menyebabkan tindakan tidak aman.
Kondisi prasyarat dibagi menjadi:
- Environmental Factors (Faktor Lingkungan): Kondisi fisik atau lingkungan yang mempengaruhi kinerja. Contoh: Kondisi cuaca yang buruk atau pencahayaan yang buruk di kokpit.
- Condition of Operators (Kondisi Operator): Kondisi fisik atau mental individu yang mempengaruhi kinerja. Contoh: Seorang pilot yang lelah atau kurang tidur.
- Personnel Factors (Faktor Personil): Faktor terkait dengan pelatihan, pengalaman, atau kondisi kerja. Contoh: Seorang teknisi yang tidak dilatih dengan baik atau bekerja dengan beban kerja yang berlebihan.
3. Unsafe Supervision (Supervisi yang Tidak Aman)
Ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh supervisor atau manajer yang mempengaruhi keselamatan. Supervisi tidak aman dibagi menjadi:
- Inadequate Supervision (Supervisi yang Tidak Memadai)**: Kurangnya pengawasan yang tepat atau pelatihan yang tidak memadai. Contoh: Supervisor yang tidak memberikan pelatihan yang cukup kepada pilot baru.
- Planned Inappropriate Operations (Operasi yang Direncanakan Secara Tidak Tepat) : Keputusan operasional yang buruk oleh manajemen. Contoh: Manajemen yang memaksa pilot untuk terbang dalam kondisi cuaca buruk demi memenuhi jadwal penerbangan.
- Failure to Correct Known Problems (Kegagalan untuk Memperbaiki Masalah yang Diketahui) : Ketidakmampuan untuk memperbaiki masalah yang sudah diketahui. Contoh: Manajemen yang tidak memperbaiki peralatan yang rusak meskipun sudah diberitahu berulang kali.
- Supervisory Violations (Pelanggaran Supervisi): Tindakan pelanggaran oleh supervisor. Contoh: Supervisor yang mengizinkan pelanggaran prosedur keselamatan demi efisiensi waktu.
4. Organizational Influences (Pengaruh Organisasi)
Ini adalah faktor di tingkat organisasi yang mempengaruhi keselamatan. Pengaruh organisasi dibagi menjadi:
- Resource Management (Manajemen Sumber Daya) : Pengelolaan sumber daya yang buruk, termasuk alokasi dana, peralatan, dan personil. Contoh: Organisasi yang tidak menyediakan dana yang cukup untuk pelatihan keselamatan.
- Organizational Climate (Iklim Organisasi) : Budaya atau iklim organisasi yang mempengaruhi perilaku karyawan. Contoh: Budaya organisasi yang tidak mengutamakan keselamatan.
- Organizational Processes (Proses Organisasi) : Proses atau prosedur yang mempengaruhi keselamatan. Contoh: Prosedur operasi standar yang tidak memadai atau tidak jelas.
Contoh Penerapan HFACS
Misalnya, dalam analisis kecelakaan pesawat, seorang penyelidik dapat menggunakan HFACS untuk mengidentifikasi kesalahan manusia yang berkontribusi terhadap insiden tersebut:
1. Unsafe Acts : Pilot melakukan kesalahan dalam menafsirkan instrumen penerbangan (perceptual error).
2. Preconditions for Unsafe Acts : Pilot lelah karena bekerja berjam-jam tanpa istirahat yang cukup (condition of operators).
3. Unsafe Supervision : Supervisor tidak memantau jadwal penerbangan dengan baik dan tidak memberikan waktu istirahat yang cukup kepada pilot (inadequate supervision).
4. Organizational Influences : Organisasi tidak mengalokasikan dana yang cukup untuk pelatihan keselamatan dan manajemen kelelahan (resource management).
Dengan menggunakan HFACS, organisasi dapat mengidentifikasi akar penyebab kesalahan manusia dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Semoga bermanfaat
Jika artikel ini bermanfaat untuk anda, mohon comment dan Share nya, Terima kasih
Salam Yono W
Tidak ada komentar:
Posting Komentar