AQL adalah tingkat kualitas yang ditentukan untuk setiap lot sehingga rencana pengambilan sampel (sampling plan) akan menerima persentase yang dikehendaki produsen (biasanya pada tingkat yang cukup tinggi di atas 95%, Pa ≥ 0.95)
Tahapan dalam menetapkan AQL :
- Tentukan angka AQL
- Tentukan level inspeksi
- Tentukan lot size
- Cari kode sample size
- Tentukan jenis sampling plan
- Tentukan Accepted number (Ac) dan Rejected number (Re)
Barikut Tabel AQL :
4. Pilih Level Inspeksi yang sesuai
5. Untuk Inspeksi Normal kita pilih GII atau General Inpeksi II, maka code nya J
6. Jika Memilih J maka artinya Jumlah samplingnya 80 pcs
7. Maka dari 960 pcs Sample, kita membutuhkan 80 pcs sample utk di periksa
8. Bagaimana menetapkan jumlah defect yang diizinkan ?
9. Dari tabel AQL, berikut jumlah defect yang dibolehkan sesuai dengan tingkat keparahan defectnya ( Critical, major dan Minor )
• Perusahaan jasa inspeksi profesional sering
menetapkan angka AQL bervariasi berdasarkan pada tingkat kekritisan produk dan
karakteristik yang diinspeksi. Mereka biasanya akan mengklasifikasikan cacat
produk ke dalam tiga kategori utama:
•
Minor, untuk cacat
kecil yang tidak mempengaruhi fungsi atau bentuk produk (tidak signifikan
berbeda dengan spesifikasi konsumen).
•
Major, untuk cacat yang
lebih serius dari cacat minor yang mempengaruhi fungsi,
kinerja, atau penampilan produk (berbeda secara signifikan dengan spesifikasi
konsumen).
•
Critical, untuk cacat yang
sangat serius sehingga produk benar-benar tidak bisa digunakan atau berbahaya
bagi penggunanya atau orang disekitarnya.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Untuk Menghitung AQL dengan cepat, bisa menggunakan AQL Simulator dari https://www.hqts.com/aql-calculator/
Dengan hasil sebagai berikut :
Demikian cara menerapkan AQL, Semoga bermanfaat.
Salam,
Yono W
Referensi : https://www.hqts.com/aql-calculator/
Wah sangat bermanfaat, semoga sukses
BalasHapusTerima kasih, kami akan terus menambah artikel yang bermanfaat seputar manajemen operasi
Hapus